Tuesday, 31 July 2012

Same Method Different Result(X-Com Episode 006)



I can accept failure, everyone fails at something. But I can't accept not trying.
Michael Jordan


Anyone who has never made a mistake has never tried anything new.
Albert Einstein


www.brainyquote.com

Sekarang kisah XERVAN tersedia dalam bahasa Indonesia, 

Saturday, 21 July 2012

Perfect Plan Without Action (English Version)



















A perfect plan without action, is just a daydream and time wasted.

Wednesday, 18 July 2012

Time is Unstorable (version 2.0)

 

In the whole one year, everyone  is given exactly the same 365 days, but they aren't given the same number of years in their whole life.

Time is Unstorable, Once you've lost it, you can never get it back.

-- Dio Xervan Lie --

Monday, 16 July 2012

Time is Unstorable

In the whole one year, everyone  is given exactly the same 365 days, but they aren't given the same number of years in their whole life.

Time is Unstorable, Once you've lost it, you can never get it back.

-- Dio Xervan Lie --


Friday, 13 July 2012

Nasi Rawon

Sensasi Sendokan Pertama Kuah Rawon, 
Benar-benar Tak Tertandingi


















      Sore itu sehabis berkeliling di kompleks Candi Ijo di Yogyakarta, aku dan Chensy sengaja mampir di sebuah rumah makan khas Jawa Timur. Salah satu menu favoritku adalah Nasi Rawon. Seporsi Nasi Rawon, terdiri dari semangkuk sup daging sapi, dengan bumbu dan rempah-rempah khas Indonesia disertai dengan potongan daging sapi merah. Sup rawon disantap bersama nasi putih yang di atasnya ditaburi bawang merah goreng. Sebagai menu pelengkap, Nasi Rawon dihidangkan bersama sambal, kerupuk udang, telur asin, jeruk nipis dan taoge.

*****

     Mungkin Nasi Rawon di Yogyakarta tidak selezat di Surabaya atau kota lain di Jawa Timur, tapi ketika aku mencicipinya, sensasi kaldu sapi dikombinasikan dengan kluwek(bumbu utama kuah rawon) disertai berbagai rempah-rempah yang lain, menghasilkan sebuah citarasa yang tak tertandingi oleh masakan manapun. Masakan yang menggunakan kluwek baru Nasi Rawon dan Nasi Brongkos. Sendokan pertama yang masuk ke mulutku dari kuah rawon yang berwana coklat sangatlah nikmat, terasa sampai ke dalam hati.

*****

Bahan dasar dan Rempah-rempah :
  • 500 gram daging sapi merah dipotong-potong, tanpa lemak.
  • 2 liter air putih
  • 3 batang bawang perai
  • 4 sendok makan minyak sayur
  • 2 batang serai, memarkan
  • 1,5 cm lengkuas, di
  • daun jeruk, daun bawang, secukupnya(beberapa potong)
  • 5 buah keluwak, keluarkan isinya, rendam ke dalam air hangat
  • 1,5 cm kunyit dibakar secukupnya
  • gula merah secukupnya
  • 1 sendok teh ketumbar
  • 10 siung bawang merah
  • 6 siung bawang putih
  • Terasi dan garam secukupnya
  • 2 buah tomat
Membuat Sup Rawon :
  • Rebus potongan daging sapi hingga lunak.
  • Haluskan bumbu-bumbu dasar yaitu; keluwak, kunyit, gula merah, ketumbar, bawang merah, bawang putih, terasi, garam, dan tomat
  • Tumis seluruh bumbu yang telah dihaluskan, sertakan potongan daun jeruk, serai dan lengkuas, hingga berbau harum.
  • Campurkan potongan daging yang telah lunak ke dalam bumbu yang ditumis.
  • Sertakan juga daun bawang dan bawang perai, dan tumis hingga bumbu meresap ke dalam daging.
  • Tuangkan air kaldu rebusan daging sapi, biarkan mendidih dan terus diaduk.
  • Tuangkan ke dalam wadah, dan sup rawon siap dinikmati untuk 8 orang.
Siapkan juga bahan pelengkap seperti taoge, telur asin, krupuk udang, sambal dan jeruk nipis.
Selamat mencoba.

SERVAN.

Wednesday, 11 July 2012

Time is Priceless

Everyone has exactly the same 60 minutes in one hour...
the same 24 hours in one day...
and the same 365 days in one year...
But they don't have the same years in their whole entire life...

TIME IS PRICELESS, DON'T WASTE IT!

-- Dio Xervan Lie --





Monday, 9 July 2012

X-Tour

Candi Ijo


" Berjalan di antara reruntuhan candi yang ditumbuhi rumput liar, disertai kesunyian senja membuatku merasa menjadi Indiana Jones."

-- Dio Xervan Lie --


















      Dengan mengendarai sepeda motor, Aku dan Chensy menyusuri jalan menuju arah Candi Ijo. Kami melihat Peta lokasi, kira-kira 18 km dari pusat kota Yogyakarta. Kami harus menempuh jalan menanjak. Setelah bertanya berkali-kali pada penduduk sekitar, akhirnya tibalah kami di lokasi  Candi Ijo. Tidak seperti Candi Prambanan yang dilengkapi ruang tunggu, area souvenir, kantin serta loket yang didesain untuk kenyamanan pengunjung, Candi Ijo hanya dijaga oleh dua orang Satpam. Kami sampai di lokasi sekitar jam setengah lima Sore. Seharusnya jam kunjungan sudah tutup, tapi berkat kebaikan hati Satpam, Aku dan Chensy diijinkan mengunjungi candi.

*****

















     Dari area candi, kami bisa melihat kawasan pedesaan di sekitarnya. Menurut buku Peta Wisata, Candi Ijo adalah candi yang lokasinya tertinggi di Yogyakarta. Pada sore menjelang senja, suasananya sangat sunyi. Dari depan pintu masuk, terdapat sebuah bangunan utama candi. Di depannya ada tiga bangunan kecil, seperti tempat untuk bersemedi. Aku penasaran dengan isi candi serta bangunan tersebut dan mengajak Chensy masuk ke dalamnya. Kulihat ekspresi Chensy sempat ketakutan. Terlebih karena hari sudah benar-benar hampir gelap. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk sendirian dan memotret beberapa bagian candi.


                                                                                ***** 
 

 






      
*****

     Setelah puas memotret bagian-bagian candi itu, Aku dan Chensy turun ke bagian bawah dari lereng candi. Di sana terlihat bongkahan-bongkahan candi yang berserakan. Terkesan tidak terurus. Batu-batu yang masih kokoh dan bernilai artistik ini ditumbuhi lumut berwarna kehijauan. Berjalan di antara reruntuhan candi yang ditumbuhi rumput liar, disertai kesunyian senja membuatku merasa menjadi Indiana Jones. Tapi aku melihat ekspresi ketakutan di wajah Chensy. Tiba-tiba seorang ibu yang masih muda, membawa kayu bakar menghampiri kami berdua. 



















*****

     Ibu itu adalah penduduk setempat di sekitar Candi Ijo, ia bercerita tentang Candi Ijo. Menurut Ibu tadi, Candi Ijo adalah candi Hindu yang dibangun sekitar abad 19, pada jaman kerajaan Mataram. Dengan lokasi di bukit Ijo, Dusun Groyokan, Sambirejo, Sleman, Struktur bangunan candi ini terbagi dalam 11 teras berundak-undak. Sambil terus bercerita, si Ibu memberikan sebuah buku tentang Candi ijo kepada kami. Ketika kami hendak membayarnya, Ibu itu ternyata memberikannya secara gratis, bahkan sang Ibu tetap menolak ketika kami memberikan semacam uang terimakasih. Aku sangat terkesan melihat kegigihan si ibu mengangkut kayu bakar, dan berjalan melewati jalan setapak yang terjal dan mendaki, pulang menuju rumahnya. Akhirnya kami berdua pergi meninggalkan lokasi Candi Ijo. Bagiku mengunjungi kompleks candi Ijo, terutama pada reruntuhan di bawah candi pada saat senja, membuatku merasa seperti arkeolog sejati. Tapi bagi Chensy, ini pengalaman yang tidak ingin dia ulangi. Chensy lebih suka candi yang ramai pengunjung dan memiliki system tata kelola yang lebih baik. Kamipun berboncengan meninggalkan kompleks candi Ijo sekitar jam enam kurang lima menit.

SERVAN

TAMAT

Tuesday, 3 July 2012

X-Story Eps 02


The Amazing Spider-man

“ Jauh lebih penting dengan siapa kita nonton,
ketimbang film apa yang kita tonton ”

--- Dio Xervan Lie ---

 












    

     “ Hahh? Jadi kamu udah nonton Spiderman 4? Ngapain nonton lagi?” tanya Chensy.
     “ Bukan Spiderman 4, tapi The Amazing Spider-man. Ini bukan kelanjutan dari tiga film Spider-man karya Sam Raimi sebelumnya.” Jawab Servan sambil menikmati rujak di dekat Mal Sawokembar Theatre, menunggu film diputar.
     “ Iya, tapi kenapa kamu sampai bela-belain nonton dua kali? Kamu suka banget sama film ini ya?” lanjut Chensy.
     “ Elo tuh kayak nggak tahu aja Chens, dari dulu Servan kan emang ngefans berat sama pemeran Mary Jane?” sahut Ima.
     “ Pemeran Mary Jane? Kirsten Dunst? Kamu ngefans sama dia?” ujar Chensy.
     “ Cewek si Peter Parker kali ini bukan Mary Jane, tapi Gwen Stacy! Aku emang ngefans sama Mary Jane, tapi bukan itu alasan utamaku nonton dua kali!” jawab Servan.
     “ Kalo dari yang kubaca di internet sih paling bagus tuh Spiderman 2. Karena banyak banget remaja yang merasa terwakili oleh sosok Peter Parker.” Kata Chensy.
     “ Ya, kamu benar. Aku juga merasa sangat terwakili oleh sosok Peter Parker. Peter bukan anak dari keluarga tajir, tipe kutu buku, bukan sosok idola di kampusnya, dan nggak banyak cewek yang bisa dia dekati. Tipeku banget deh!” kata Servan.
    “ Hmmm… nggak juga lho Van, menurutku kamu jauh lebih populer ketimbang si Peter Parker sebelum dia jadi Spiderman. Jangan terlalu merendah lah.” Ujar Chensy.
   “ Kalo Servan adalah Peter Parker, berarti kamu adalah Mary Jane donk!” kata Ima kepada Chensy.
    “ Hah? Trus kamu siapa Im? Gwen Stacy?” kata Chensy.
    “ Untung di Servan dong! Bisa ngencanin dua cewek cantik sekaligus kayak kita! Pantesan lu bela-belain nonton bareng sama kita berdua. Ya udah nih tiketmu, sana kamu nonton sendiri aja sana!” kata Ima sambil meledek.
    “ Kalau aku adalah Peter Parker di tiga film Sam Raimi, aku nggak recommend kalau salah satu dari kalian jadi Mary Jane!” kata Servan.
   “ Kenapa? Apa kita nggak masuk kualifikasimu? Kok sombong banget sih kamu Van” kata Chensy.
   “ Bukan gitu! Kalian semua nonton tiga film Spiderman kan?”
   “ Ya!” jawab Ima dan Chensy serempak.
   “ Aku juga sangat menyukai trilogy film itu, tapi ada satu peran Mary Jane di setiap film itu yang aku nggak suka!” kata Servan.
   “ Apa itu?” tanya Chensy.
   “ Coba perhatikan! Di film Spiderman yang pertama, Mary Jane disandera oleh Green Goblin, agar Spiderman bisa muncul. Di film Spiderman 2, Mary Jane juga dijadikan sandera oleh Doctor Octopus. Lalu terakhir di Spiderman 3, Mary Jane juga disandera oleh Venom. Dalam Trilogy Spiderman ini, seolah-olah Mary Jane hanya berperan sebagai sandera yang dimanfaatkan oleh para villain untuk mencelakakan Spiderman. Menurutku kehadiran kalian lebih dari sekedar itu!” Papar Servan.
   “ Ohhhh Servan, you are so sweet,  tapi rada lebay!” ujar Ima.
   “ Hmmm… bener juga ya analisamu Van! Kalau aku juga punya keberatan lain dari film trilogy Spiderman ini.” kata Chensy.
   “ Apa itu?” tanya Servan.
   “ Sosok villain yang ditampilkan selalu memiliki kepribadian ganda, antara baik dan jahat. Di film pertama, Green Goblin berperang batin dengan dirinya sendiri di depan cermin. Di Spiderman2, Doc Ock juga perang batin dengan pikirannya sendiri, yang telah dikuasai oleh syaraf dan kecerdasan buatan. Sedangkan di film ketiga, Peter Parker juga memiliki perang batin dengan dirinya sendiri, ketika dia memakai kostum hitam. Kayaknya polanya selalu begitu.”
   “Hmm, analisamu ada benarnya juga Chensy! Jadi kalau boleh kusimpulkan; ada dua kemiripan dalam trilogy spiderman. Pertama, Mary Jane selalu jadi sandera dari Villain. Ke dua, sosok villain selalu memiliki kepribadian ganda antara menjadi baik atau jahat!” kata Servan.
   “ Itu doank? Masih banyak lho hal-hal positif lain dari trilogy Spiderman!” kata Chensy.
   “Udah-udah! Filmnya udah mau mulai! Kita masuk ke studio aja yuk!” kata Ima.
Servan, Chensy dan Ima segera beranjak dari meja mereka, menuju studio 1, tempat film The Amazing Spider-man di putar.
   “ Eh, jadi kalian mau tahu nggak, apa alasanku mau nonton dua kali?” kata Servan.
   “ Nggak penting! Nggak usah!” kata Ima.
   “ Beneran nggak mau tahu?” kata Servan.
   “ Awas ya jangan spoiler lho! Aku paling sebel kalo cerita film dibocorin sebelum kutonton!” kata Chensy.
   “ Udahlah Van, kami nggak mau tahu! Pokoknya kita nonton dan elo jangan rebut. Titik!” kata Ima.
   “ Ehm, biar kukasih tahu yah! Sebenarnya aku punya prinsip begini; Jauh lebih penting dengan siapa kita nonton, ketimbang film apa yang kita tonton.” Ujar Servan.
   “ Haaahhhh gak penting banget sih? Ayuk Chens, kita masuk aja yuk!” kata Ima sambil menggandeng lengan Chensy.
Ima dan Chensy segera ngeloyor masuk ke dalam bioskop meninggalkan Servan.
   “ Hei tunggu, tiketku jangan dibawa donk!” kata Servan.

TAMAT.